CERPEN : CAHAYA CINTA DI RUANG ISOLASI

Oleh: Khaira Anisa, S.Pd Anita, begitulah teman-teman dan keluarga biasa memanggil namanya. Ia memiliki wajah yang imut dan cantik. Di lingkungannya, Anita dikenal sebagai gadis yang ramah dan kuat. Tak ada seorang pun yang pernah melihatnya bersedih ataupun menangis. Hari-harinya Selengkapnya…

PUISI : PELUH TEDUH

Oleh : Navisa Dessafitri Peluh Teduh Menembus Nirwana Ujung Bumi Dalam Diam   PELUH TEDUH Terjagalah mata dalam gulita Pun juga kala terangnya Entah mana rembulan oh manalah sang surya Sekali pun tak pernah ia kira Ayah, pernahkah kau lelah? Selengkapnya…

PUISI : RAHASIA AYAH

Oleh : Nanda Arinza Salsabila   RAHASIA AYAH Dari terik hingga gulita malam Tubuhnya dipaksa setegar karang Dijajakannya belas kasih Ditawarkannya hidup tanpa pamrih Siang itu, Kala tubuhnya dibungkus peluh Ia tak mengeluh Dinafikannya lelah hingga musnah Malam itu, Kala raganya Selengkapnya…

PUISI : MENUNGGUMU KEMBALI

Oleh : Fazira Okta Ningsih Menunggu Kembali Saat Kau Menutup Mata Aku Merindukanmu MENUNGGUMU KEMBALI Terpapah semilir angin bertuai senja Jemari ini menorehkan sajak nan bermakna Membisukan darah dalam aliran jiwa Melihat besarnya pengorbananmu, wahai Ayah… Pada deruan angin yang Selengkapnya…

PUISI : ILALANG MERINDU

Oleh : Fitra, S.Pd.I Ilalang Merindu Permata dan Tabir Cinta 100 Perak Sang Garuda Toga ILALANG MERINDU Ilalang menguning meliuk Bak madu lembut yang ditumpahkan sang langit Serbuknya terbang disapu semilir angin Bersemayam di tanah gersang sore itu Padang Ilalang Tempat Selengkapnya…

PUISI : PADAMU AYAH

Oleh : Dra. Deswati Padamu Ayah Ayah, Kutemani Sepimu! Sayangi Ayahku Biarkan Ku Menulis Seandainya PADAMU AYAH Derasnya titik hujan Menyisakan rindu yang terpendam Yang tak dapat kugapai Rindu yang mendesak di dada Membelenggu jiwa Puisi sedih menimangku Sajak airmata merangkulku Selengkapnya…

PUISI : BERJUANG PULANG

Oleh : Hasnul Rizal, S.HI   BERJUANG PULANG Pernahkah engkau melihat bintang yang meredup Bukan karena cahayanya yang tiada Tetapi segumpalan kabut awan yang menutup Bagai silap Ayahku ditelan durja nista Aku tahu tentang langkahnya yang terjatuh pada semu Kala itu, Selengkapnya…