PUISI : PADAMU AYAH

Oleh : Dra. Deswati

  1. Padamu Ayah
  2. Ayah, Kutemani Sepimu!
  3. Sayangi Ayahku
  4. Biarkan Ku Menulis
  5. Seandainya

PADAMU AYAH

Derasnya titik hujan
Menyisakan rindu yang terpendam
Yang tak dapat kugapai
Rindu yang mendesak di dada
Membelenggu jiwa

Puisi sedih menimangku
Sajak airmata merangkulku
Tak mampu merangkai kata
Mewakili rasa sayangku
Padamu, Ayah

Mengertilah sedihku angin
Pahamilah dukaku mentari
Mendekatlah kau sunyi
Di saat waktu tak mampu berkhianat
Di antara kerinduan

Kuakui aku bukan emas
Yang menjanjikan kilaunya
Ku akui aku bukan mutiara
Yang menjanjikan kemewahannya

Aku hanya seorang budak
Tanpa mahkota
Datang berbingkai ketulusan
Untumu, Ayah

Birugo, 6 November 2020

 

AYAH, KUTEMANI SEPIMU!

Ayah ….
Kakiku yang rapuh
Kau kuatkan dengan kasih sayang

Ayah …..
Jiwaku yang labih
Kau luruskan dengan cinta

Ayah….
Hatiku yang bernoda
Kau arahkan dengan kebaikan

Ayah
Kau tuntun langkahku
Untuk bisa mengenal diri
Agar tidak menusuk kakiku

Ayah
Kau arahkan jiwaku
Untuk bisa mengenal bahasa
Agar hidup penuh dengan cinta

Ayah
Kau bersihkan noda di hatiku
Untuk bisa berbagi
Agar kebaikan memenuhiku setiap aliran nestapaku

Ayah
Kupersembahkan indahnya bunga yang telah kau tanam
Ayah
Kubaktikan kebaikan untuk menemani sepimu

Parabek, 7 November 2020

 

SAYANGI AYAHKU

Beribu doa telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu pengrobanan telah kau lalui
Hanya untukku, anakmu

Tak sadar
Sudah berapa luka yang kau balut
Tak peduli
Sudah berapa banyak keringat bertumpahan
Tak terhitung
Sudah berada duka yang tertoreh di hatimu

Aku tak mampu
Mengobati lukamu
Aku tak sanggup
Membayar tetes keringatmu
Aku tak bisa
Mengganti dukamu

Ayah….
Kau yang terbaik dalam hidupku
Ayah….
Kau begitu sempurna menyayangiku
Ya Allah,
Sayangi Ayahku

Birugo, 8 November 2020

 

BIARKAN KU MENULIS

Kutulis puisi ini,
Agar tercurah segala rasa
Kutulis puisi ini,
Agar tercatat semua perjuangan
Kutulis puisi ini,
Agar tersampaikan semua pengorbanan

Biarkan kumenulis
Biarkan kuterus menulis
Agar semua rasa
Entah rindu,
Enath cinta,
Entah aksih sayang

Biarkan ku menulis
Sampai habis semua kata
Untukmu, Ayah…

Parabek, 9 November 2020

 

SEANDAINYA

Dengan apa kubalut lukamu,
Aku tak punya perban
Dengan apa kukeringkan keringatmu,
Aku tak punya handuk

Aku tak mampu
Menyaksikan kelelahan di matamu
Kerja kerasmu telah menjaga kami

Aku tak sanggup
Menatapmu di usia senja
Tulang belulang yang telah rapuh, menjaga kami

Seandainya matahari
Bercerita perjuanganmu,
Maka panasnya takkan sampai ke bumi

Seandainya hujan
Bersenandung tentangmu,
Maka tetesnya takkan membasahi cakrawala

Seandainya malam
Mengisahkan kerja kerasmu,
Maka rembulan akan berlinang air mata

Parabek, 9 November 2020