CERPEN : TUAI TUA TERLUKA

Oleh : Fitra, S.Pd.I Matahari muncul malu-malu di atas langit, berusaha menyingkap awan mendung yang sedari tadi menghiasi langit kelam. Sisa hujan yang jatuh memantulkan kemilau indah di dedaunan. Inilah tempat yang membangkitkan kenangan semasa kecil. Masa dimana ayah dan Selengkapnya…

PUISI : LENTERAKU

Oleh : Alifia Putri Kelas : 5 ipa 1   LENTERAKU Engkau,bukanlah lilin bersumbu, Juga bukanlah lampu beraruskan tegangan Tapi engkau cahaya bagiku, Iya,dia ayahku. Lenteraku, kehidupanku, dan cinta pertamaku. Sehat selalu ayahku, Tanamkan selalu dihatimu ayahku, Aku menyayangimu, Sangat Selengkapnya…

CERPEN : PITALAH 1998

Oleh : Helwati, SH “Waktunya tinggal 15 menit lagi. Bagi yang sudah selesai agar memeriksa lagi lembar jawabannya,” kata dosen yang mengawas di kelasku. Aku berusaha secepatnya menyelesaikan semua soal-soal yang diberikan dosenku, sambil sesekali melirik pada sahabatku. Finish, selesai sudah. Selengkapnya…

PUISI : INGINKU, JUGA INGIN MEREKA

Oleh : Habibi, Lc INGINKU, JUGA INGIN MEREKA Inginku, juga ingin mereka Bahagiakan dia, jawaban dari semua tanya Janjikan masa tua yang bahagia Duduk berbincang ditemani secangkir teh saat senja Menikmati tenangnya riak ditepian danau yang menyejukkan jiwa. Inginku, juga Selengkapnya…

PUISI : AYAH

Oleh : Afifah Al-Qorni Kelas : 2.14 AYAH Ayahku Bagiku engkau adalah pahlawan Pahlawan yang selalu melindungiku Pahlawan yang selalu ada ketika aku membutuhkan pertolongan Wahai Ayahku Engkau adalah satu-satunya laki-laki yang kupercaya Karena engkau tak pernah menyakiti bahkan memarahi anakmu Selengkapnya…

CERPEN : CAHAYA CINTA DI RUANG ISOLASI

Oleh: Khaira Anisa, S.Pd Anita, begitulah teman-teman dan keluarga biasa memanggil namanya. Ia memiliki wajah yang imut dan cantik. Di lingkungannya, Anita dikenal sebagai gadis yang ramah dan kuat. Tak ada seorang pun yang pernah melihatnya bersedih ataupun menangis. Hari-harinya Selengkapnya…

PUISI : PELUH TEDUH

Oleh : Navisa Dessafitri Peluh Teduh Menembus Nirwana Ujung Bumi Dalam Diam   PELUH TEDUH Terjagalah mata dalam gulita Pun juga kala terangnya Entah mana rembulan oh manalah sang surya Sekali pun tak pernah ia kira Ayah, pernahkah kau lelah? Selengkapnya…