Pada hari Ahad, 19 Februari 2012, sekitar 3.000 kaum muslimin memadati kampus Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi untuk mendengarkan Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Ust. Yusuf Mansyur dari Jakarta. Hadir juga dalam acara tersebut Sekda Kabupaten Agam mewakili Bupati Agam, kakankemenag Agam yang diwakili Kasi TU, seluruh jajaran pengelola Pesantren, Para wali santri, santriwan/wati dan jamaah majelis taa��lim dari daerah Agam Timur, Bukittinggi dan beberapa daerah terdekat.
Acara yang sudah dimulai dari jam 08.00 a�� 12.00 ini diawali dengan penampilan hiburan oleh santri Sumatera Thawalib Parabek, seperti lagu nasyid, pencak silat, drama dan juga dihibur oleh Tim Nasyid La Tansa. Sewaktu Ust. YusufA� Mansur mulai menyampaikan ceramahnya dari jam 10.00, terlihat kesungguhan dan kekhusukan penonton yang diiringi keharuan, bahkan ada yang menangis karena sangat antusiasnya mendengar.
Dalam penyampaiannya selama satu setengah jam tersebut, Ust YusufA� Mansur menyampaikan betapa dahsyatnya pengaruh sedekah dalam kehidupan seorang muslim. Menurutnya, Allah SWT akan melipat gandakan hasil seseorang yang bersedekah, bahkan balasannya bisa mereka dapatkan sejak di dunia seperti keberlimpahan rezki, dan sebagainya. Hal itu, bukan hanya cerita bohong, bahkan beberapa jamaah yang mendengarkan ceramahnya di televisi, lalu mengamalkan sedekah yang beliau maksudkan, sudah banyak yang benar-benar dibukakan pintu rezkinya oleh Allah SWT. Namun, tentunya hal itu harus melewati berbagai ujian dan cobaan dari Allah SWT terlebih dahulu, imbuhnya.
Pengaruh penyampaiannya itu langsung disambut dengan sungguh-sungguh oleh penonton yang hadir. Sehingga, ada di antara mereka yang langsung menyumbangkan uang dalam jumlah cukup besar, bahkan yang membuat lebih terharu lagi penonton yang hadir ialah ketika puluhan ibuk-ibuk ikut menyumbangkan emas (baik cincin, kiwang ataupun kalung) sebagai sedekah mereka untuk Pesantren Sumatera Thawalib Parabek.
Pada siang harinya, acara dilanjutkan dengan Multiple Intelligence Riset (MIR) yang hanya diikuti oleh guru-guru pesantrin dan wali santri serta santriwan/wati. Tampil sebagai pembicara ialah Bapak Musthafa Jufri (Pakar MIR dari Jakarta). Acara ini bertujuan untuk mengenalkan metode mengenal kecerdasan anak, sehubungan dengan masa-masa ke depan Pesantren ini akan memakai Multiple Intelligence System dan pembelaran.
Bila seorang anak sudah mengikuti tes MIR, maka nanti akan diketahui bentuk kecerdasan anak tersebut, apakah matematik-logis, visual, genestetik, dan sebagainya. Sehingga, untuk memudahkan anak tersebut mengikuti pelajaran, seorang guru jugas harus mengajar dengan cara yang sesuai dan cocok dengan bentuk kecerdasan anak tersebut. Tentunya, metode seperti sangat tepat dalam melejitkan kemampuanA� dan kecerdasan anak ke depan. (Uj)
Comments are closed.