MA’HAD ALY SUMATERA THAWALIB PARABEK GELAR WISUDA, 37 MAHASANTRI RESMI MENYANDANG GELAR SARJANA AGAMA

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bukittinggi – Sabtu, 10 Agustus 2024, bertepatan dengan 5 Safar 1446 H, Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek kembali menggelar prosesi wisuda bagi 37 mahasantrinya. Acara yang penuh khidmat ini berlangsung di Grand Rocky Hotel, Bukittinggi, dan menjadi momen penting dalam perjalanan akademik para lulusan, sekaligus bukti nyata dedikasi institusi dalam menjaga tradisi keilmuan Islam.

Dalam prosesi wisuda ini, hadir sejumlah pejabat dan tokoh penting diantaranya, Dr. H. Mahrus El Mawa, M.Ag., Kasubdit PDMA Kemenag RI, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam. Tak ketinggalan, Ketua dan Dewan Pembina Yayasan Syaikh Ibrahim Musa Parabek, Pengasuh Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, dan Mudir Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek turut hadir, bersama dengan perwakilan dari pemerintahan setempat serta pimpinan Ma’had Aly lainnya di Sumatera Barat.

Acara dimulai dengan sambutan dari Mudir Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek yang memaparkan Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029. Beliau menegaskan komitmen institusi dalam terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan keilmuan. Pengasuh Pondok Pesantren menambahkan bahwa ijazah Ma’had Aly kini diakui setara dengan gelar Sarjana (S1) oleh negara, dan mengungkapkan harapannya untuk membuka program Magister (S2) di masa depan.

Ketua Yayasan Syaikh Ibrahim Musa Parabek Bapak Warsul Anwar, S.E., MM., menyoroti esensi pendidikan sebagai bekal hidup. “Ijazah adalah bukti formal pendidikan, namun ujian sesungguhnya adalah bagaimana para lulusan mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan nyata,” ujarnya.

Dalam orasi ilmiahnya, Dr. H. Mahrus El Mawa, M.Ag. menyoroti pentingnya menjaga sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah SAW. Beliau juga mendorong kajian terhadap manuskrip-manuskrip kuno berbahasa lokal sebagai bagian dari kekayaan keilmuan Islam di Indonesia. Selain itu, beliau menekankan upaya pencegahan segala bentuk kekerasan di lingkungan pesantren dan pentingnya pemahaman agama yang moderat.

Pada prosesi wisuda ini, penghargaan akademik juga diberikan kepada lulusan terbaik. Sri Maryani, yang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77, dinobatkan sebagai lulusan terbaik. Dalam pidatonya, ia menceritakan perjalanan akademik yang penuh tantangan, terutama saat pandemi COVID-19. Ia mengajak rekan-rekannya untuk terus berkembang dan berkontribusi di masyarakat, sambil mengingat jasa dan pengorbanan orang tua mereka.

Sementara itu, penghargaan skripsi terbaik diberikan kepada Aris Hafizallah dengan judul skripsi “Hukum Penggunaan Obat Medis yang Mengandung Alkohol dalam Kesehatan Menurut Islam (Analisis Istihsan)”. Karya ini menawarkan perspektif hukum Islam terhadap isu kontemporer dalam bidang kesehatan, melalui analisis mendalam prinsip istihsan.

Perwakilan orang tua, Bapak Zahari, dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pencapaian para wisudawan. “Gelar akademik bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari pengabdian dan kontribusi nyata di masyarakat,” ujarnya, menekankan pentingnya kontinuitas belajar dan implementasi ilmu yang telah diperoleh.

Prosesi wisuda Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek tahun ini bukan hanya menjadi momen perayaan pencapaian akademik, tetapi juga reafirmasi komitmen institusi dalam mengintegrasikan tradisi keilmuan Islam dengan pengakuan akademik formal. Para lulusan diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah mereka peroleh dengan bijaksana, serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan masyarakat dan bangsa.

(LPM Mahad Aly)