Oleh Thasya Nurul Khairani
Kelas 5 Agama 2
“CERACAUKU PADANYA”
Kelak kan kau temukan
Jiwa yang dulu pernah kau remehkan
Kan berjaya di masa mendatang
yang ku ingat adalah
Impianku yang dari dulu ku dambakan
Pernah hancur berkeping-keping
dan hanya menjadi sebuah angan
Yang membuatku hampir berputus asa
Menangis hingga hari ditelan gulita
Tanpa peduli pada raga yang tersiksa
Karna kau,
Ku hanya berusaha membuatmu
kan bangga padaku
Setelah sekian lama ku berharap
Bahwa segalanya kan terwujudkan
Dan hanya itu yang bisa ku banggakan
Namun, segalanya telah hancur berantakan
Bahkan dendam terasa menyusup ke dalam hati
yang tak lagi bisa merasakan apa-apa
Ku kecewa, ku sedih, ku terluka
Karna kau…
Membuat segalanya menjadi luka
yang kan selalu membekas
Oleh hati dan ingatanku
“ASAKU PADA DIRI”
Teruntuk diri dan hati
yang telah mampu berambisi
Menemukan makna dalam nurani
Menjadi berarti bagi diri
Tanpa segan tuk berdiri
Meski berada dalam sunyi
yang dipenuhi oleh emosi
Sekali, dua kali
Ku kan tetap memakai strategi
Tak hanya berkutat dalam teori
Tak memandang dari satu sisi
Entah apa yang kan menjadi bukti
Ku harap, kecewa tak membenahi
Kala mimpi ini tak ku temui
“DIA DAN CINTA”
Secangkir kopi menemani pagi
Tuk mengawali langkah imajinasi
Menjadikan setiap bait sajak berarti
Hati pun ikut berambisi
Mencari hal yang dulu mampu mengubah diri
Hal yang terhujam dalam nadi
Hal yang terasa kan abadi
Dalam ruang kenang sang memori
Dimana cinta menjadi penepis sunyi
Dimana cinta tumbuh subur dalam sanubari
Membuat hari berwarna bagai pelangi
Menghapus luka dan pilu yang tak kunjung terobati
Hanya dia yang bisa mengerti
Hanya dia yang bisa mengatasi
Seakan-akan ia bisa melihat kendali emosi ini
Dia, tak kan pernah bisa terganti
Ku tak ingin dia pergi
Ku tak ingin itu terjadi
Ku harap ia kan menepati janji
dan menemani setiap langkah ini