NASIHAT PUSARA

Oleh Nanda Arinza Salsabila
Kelas 5 Agama 1

Sore ini,
Aku duduk meringkuk dihadapan papan nisan.
Bapak jongkok disampingku, memecah kesunyian,
Nak, hidup bukan jalan-jalan.
Hidup adalah mata air hutan,
satu-dua kau temukan melimpah, kau bersorak riang,
yang lain lagi tak memuaskan dahagamu, kau seperti sekarang.
meringkuk kesakitan.

Sore ini,
Alam diam mendengar isakan.
Bapak melanjutkan,
Nak, waktu tak bisa kau mintai tunggu,
ia bergandengan dengan matahari.
Tak pernah protes saat kau lewati,
juga saat kau jalani tanpa arti.
Lihatlah, ia saat ini tak marah, Nak.
yang marah adalah dirimu,
tergugu menyesali diri.

Sore ini,
Aku meredam kesedihan dengan pelukan.
Bapak memelukku, bilang,
Nak, perpisahan selalu dibenci,
tapi ia tak pernah balas memaki.
Perpisahanlah yang memperindah temu,
ia juga yang menghadirkan rindu.
Sungguh, tak perlu kau benci,
peluklah seperti aku memelukmu.
Dengan begitu, bahkan Tuhan akan berdamai denganmu.

Sore ini,
Bapak mengusap kepalaku,
aku tau,
Ia sedang pamit.
pulang