NAN MANANG LOMBA MANULIH CARITO LAH BAKABAAN

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Parabek,

Setelah diadakan pada bulan Desember 2020, para pemenang Lomba Manulih Carito diumumkan Rabu (13/1/21) di aula pondok bertepatan dengan core value guru dan pegawai.

Lomba ini diselenggarakan dengan tujuan memberi wadah untuk mengeksplor kemampuan berbahasa Minang dalam bentuk tulisan. Dengan diadakannya lomba ini diharapkan kesadaran akan betapa pentingnya warisan kebudayaan daerah untuk dijaga dan dilestarikan.

Setelah melalui proses penjurian oleh Bundo Linda Zubir, Bundo Kanduang Kota Bukittinggi, diperolehkan tiga orang pemuncak yaitu:

Juara 1 Ustadzah Dra. Deswati dengan judul “Kaba Carito Ka Lalok”

Juara 2 Ustadzah Wike Astria, S.Pd.I dengan judul “Lareh Ka Surau”

Juara 3 Ustadzah Efi Salinda, MA dengan judul “Tuah Rotan Tuah Oyah”

Dari perlombaan ini dapat kita lihat bahwa menulis menggunakan bahasa Minang bukanlah hal mudah. Terbukti dengan merosotnya jumlah peserta dari 17 orang peserta pada perlombaan menulis puisi di bulan November menjadi 7 orang peserta lomba manulih carito di bulan Desember.

Bahasa Minang mungkin akrab di telinga dalam percakapan sehari-hari. Namun, menuangkannya dalam bentuk tulisan membutuhkan keterampilan yang perlu diasah. Ke depannya, perlu disadari bahwa melestarikan bahasa daerah sama pentingnya dengan mempelajari bahasa asing.

Setelah ini, secara berkala, naskah lomba manulih carito akan dipublish di website Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.