بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Menurut BBC Science (dalam Liputan6.com), penelitian menemukan bahwa hanya butuh 90 detik sampai 4 menit rata-rata untuk membuat seseorang jatuh cinta pada orang yang ditemuinya pertama kali. Hal ini penting sekali menurut saya, apalagi jika dikaitkan dengan dunia kepenulisan. Jika kecepatan membaca rata-rata adalah 150-300 kata per menit (kompasiana.com), dalam 90 detik seseorang bisa membaca kurang lebih 450 kata. Ini artinya, seseorang bisa jatuh cinta pada tulisan kita atau sama sekali tidak hanya dengan membaca dua atau tiga paragraf pertama.
Sebagai penulis kita berharap seseorang membaca tulisan kita dari awal, tiap kata, tiap kalimat, tiap makna, hingga tulisan itu selesai. Beberapa orang tidak sesabar itu. Beberapa orang tidak menyelesaikan tulisan yang hadir di mata mereka. Mengakalinya, ya kita harus nonjok sejak dari paragraf satu.
Berkaca dari pengalaman saya menulis dan beberapa kali menjadi juri lomba, saya bisa menilai apakah informasi yang disampaikan esai yang saya baca merupakan ide segar atau sekedar karangan parafrasa yang kutip sana kutip sini berdasarkan dua atau tiga paragraf pertama tulisan itu. Kesannya mungkin mendeskriminasi. Loh? Kamu kan juri, baca tulisan saya sampai akhir dong! Masak cuma satu dua paragraf. Juri mungkin (terpaksa) membaca tulisan anda sampai akhir. Tapi pembaca tidak.
Ada beberapa tips yang bisa saya sampaikan khususnya penulis pemula dalam membuat pembuka esai. Berikut tipsnya.
1. Hindari pemaparan data yang terlalu umum
Penulis pemula senang bermain dengan statistika dalam esai, dan itu bagus. Hanya saja, memberikan data yang terlalu umum di pembuka esai, terlebih data yang sekiranya sudah diketahui semua orang, tidak membuat esai anda spesial. Hal ini biasanya membuat orang-orang berfikir informasi yang akan mereka dapatkan tidak terlalu penting karena mereka sudah tahu.
2. Jelaskan masalah yang akan dibahas
Mengingat konsep masalah, masalah adalah kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi realita. Pertentangkan idealitas dan realitas yang ada untuk membuat pembaca memiliki keterikatan dengan tulisan anda. Hindari memaparkan definisi –terlebih-lebih leksikal, dalam paragraf awal suatu esai.
3. Kaitkan dengan hal yang sedang trend
Terkesan klikbait memang, namun memakai segala hal yang sedang trend membuat tulisan setidaknya terkesan up to date. Hati-hati saat menggunakan fenomena yang sedang trend ke dalam pembuka esai. Salah langkah bisa-bisa terjerumus ke poin nomor 1.
Mungkin sekian sedikit tips menulis pembukaan esai yang nonjok. Ingat, ini hanya tips. Boleh dipakai boleh tidak. Lebih baik lagi kalau anda berani bereksperimen nonjok ala sendiri.
Selamat berkesperimen. Selamat menulis.