MENGENAL INYIK H. MUCHTAR SAID

Inyik H. Muchtar Said lahir di Kapeh Panji tanggal 4 Juli 1918 Masehi. Sebuah desa di Kecamatan Banuhampu yang sangat kental dengan nilai-nilai religius. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat Inyik Muchtar melanjutkan pendidikan ke Sumatera Thawalib Parabek dan menyelesaikan pendidikan pada tingkat Kuliyatuddiyanah.

Inyik H. Muchtar Said satu dari sekian banyak murid yang menerima ilmu langsung dari Inyik Syekh Ibrahim Musa, setelah menamatkan pendidikan Kuliyatuddiyanah beliau langsung menjadi tenaga pengajar melanjutkan kegiatan yang sudah diembannya semenjak masih menjadi santri senior, yang mana beliau ditunjuk oleh Inyik Syekh Ibrahim Musa sebagai guru tuo yaitu membina santri-santri junior. Karena kemampuan mengajar beliau yang sudah cukup terasah beberapa waktu sebelumnya sehingga Inyik Muchtar tidak canggung lagi untuk mengajar.

Di usia yang sudah cukup sepuh Inyik H. Muchtar Said tetap berkeinginan kuat untuk terus mengajar di Sumatera Thawalib, dengan pakaian yang khas sarung dan atasan jas serta mengenakan peci beliau terlihat sangat berwibawa, ditambah lagi dengan pembawaan yang tenang serta gurat-gurat di wajahnya menyiratkan betapa dalamnya ilmu beliau di bidang keagamaan, kata – kata yang diucapkan sarat dengan makna. Guru, pegawai dan santri menaruh rasa hormat yang luar biasa terhadap beliau.

Ada satu hal yang kurang di sukai Inyik Muchtar yaitu interaksi sesama guru laki-laki dengan guru perempuan begitu juga dengan santri kalau tidak penting agar jangan dilakukan. Kantor ustadz terpisah dengan ustadzah pun adalah gagasan beliau.

Perjalanan karir selama menjadi guru di Sumatera Thawalib Inyik Muchtar pernah menjadi Kepala Kuliyatuddiyanah, Syaikhul Madrasah dan terakhir sebagai Pimpinan Pondok Sumatera Thawalib Parabek.

Inyik Muchtar sangat ahli dalam ilmu alat (Qawaid) sehingga berbagai pelajaran kekitaban mampu beliau ajarkan mulai dari Hadits/Musthallah Hadits, Tafsir, Mantiq, Tauhid dan Tashauf. Tidak ketinggalan Ilmu Fikih, di samping sebagai guru yang punya banyak pengalaman, Inyik Muchtar juga rajin menimba ilmu dari buku/kitab sebagai literatur yang begitu banyak menumpuk di atas meja kerja beliau.

Pada suatu kali pernah penulis berdialog dengan Inyik Muchtar tentang keluarga dan anak-anak beliau. Dari situlah penulis mengetahui beliau mempunyai keluarga yang cukup besar, dan anak-anak Inyik semua menamatkan pendidikan di perguruan tinggi dengan profesi yang beragam, diantaranya ada sebagai Widia Iswara, Hakim, Dokter, Guru dlsb.

Penulis agak sedikit heran dan bertanya kepada Inyik Muchtar “Baa caro Inyik manyakolaan anak sabanyak itu?” Jawab Inyik “Saya sekolahkan anak pertama sampai selesai pendidikan S1 kemudian setelah dia tamat dan bekerja dia membiayai adiknya yang nomor dua, anak nomor dua membiayai anak nomor tiga begitu seterusnya sampai anak paling bungsu”, luar biasa didikan Inyik pada putra-putrinya sehingga menjadi orang yang sukses.

Masa-masa terakhir pengabdiannya di Sumatera Thawalib Parabek Inyik Muchtar berulang kali jatuh sakit, sehingga anak beliau membawa Inyik Muchtar ke Jakarta ke tempat kediaman anak beliau. Tidak lama setelah itu Inyik berpulang kerahmatullah.

Para pimpinan di Sumatera Thawalib Parabek mendapat khabar berpulangnya Inyik Muchtar dan mendatangi rumah beliau di Kapeh Panji dengan maksud untuk bertakziah, setelah beberapa saat Inyik wafat dan anak-anak beliau hadir di rumah.

Terakhir anak-anak Inyik Muchtar menyumbangkan buku-buku milik Inyik Muchtar untuk Sumatera Thawalib Parabek agar dapat dipakai oleh guru-guru atau santri yang membutuhkan. Setelah diserah terimakan buku tersebut dibawa ke madrasah. Beberapa ustadz waktu itu menginventarisir buku-buku Inyik Muchtar yang sudah diterima, dan satu buku diantaranya terselip sejumlah uang. Pimpinan kembali datang ke rumah Inyik Muchtar dengan maksud menyerahkan kembali uang yang ditemukan pada lipatan buku Inyik.  Akan tetapi anak-anak beliau berkata bahwa mereka menyerahkan buku-buku itu berikut isi yang terdapat di dalamnya.

Ternyata Inyik Muchtar tidak hanya mewariskan ketajaman analisa berfikir kepada anak-anaknya tetapi juga sifat rendah hati dan kedermawanan.

Semoga jasa Inyik Muchtar dalam memberikan ilmu kepada murid-muridnya menjadi pahala amal jariyah yang tidak terputus-putus, dilapangkan kuburnya, diampunkan dosanya dan digolongkan kepada hamba –hamba yang shaleh lainnya.

Aamiin ya Rabbal alamin.

Parabek, 12 Agustus 2022