Kunjungan Ponpes Subulussalam Lingkuang Aua Pasaman Barat di Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sabtu, 20 Mei 2023 sebanyak 30 orang perwakilan dari Pondok Pesantren Subulussalam Lingkuang Aua Pasaman Barat terdiri dari 20 orang santriwan/wati, 10 orang tenaga pengajar termasuk di dalamnya Syekhul Madrasah Buya Nasrial BA berkunjung ke Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi Agam. Kunjungan ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada santri untuk mempelajari dan mendalami agama melalui sumber aslinya berupa kitab-kitab kuning khususnya dibidang Fiqh dan Ushul Fiqh. Rombongan tiba di Ma’had Aly pada pukul 13.10 WIB melaksanakan shalat Dzhuhur, kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama  Syekhul Madrasah Buya Deswandi, Pengasuh Pondok ustadz H. M Zaki Munawar. Lc, Pelaksana Tugas Mudir Ma’had Aly ustadz H. Nurdin, S.Ag., S.Pd.I., MH, Na’ib Mudir Bidang Kemahasantrian ustadz Nurzen Basalamah, M.Ag dan Syekh Ali Abdul Rabbuh tenaga pengajar dari Al-Azhar Mesir.

Kemudian agenda dilanjutkan dengan pertemuan antara pihak Ponpes Subulussalam dan pihak Ponpes Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi Agam di Aula lantai 2 kampus Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek. Acara dimulai dengan kata sambutan dari Pelaksana Tugas Mudir ustadz H. Nurdin, S.Ag., S.Pd.I., MH.

Kemudian Pengasuh Pondok ustadz H. M Zaki Munawar, Lc juga menyampaikan terkait dengan sanat/ rantai keilmuan yang ada di Parabek yang telah diwarisi secara turun temurun. “Buya Deswandi kiai Parabek sebagai rantai sanat keilmuan Syekh Ibrahim Musa.” Beliau juga menyampaikan kepada santriwan/wati Ponpes Subulussalam mengutip dari Hadist riwayat Muslim”siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan ke Syurga.”

Selanjutnya Buya Deswandi juga menyampaikan “ santri kelas akhir yang hobi mengkaji kitab tempatnya adalah kemari (Ma’had Aly) kalau bisa kader-kader dari Subulussalam dikirimkan kemari, dikader untuk membaca kitab kemudian ditempa disini dan dikirim kembali ke Subulussalam menjadi tenaga pengajar disana.”

Buya Deswandi optimis bahwa santriwan/wati yang hadir dipertemuan ini akan menjadi ulama besar dikemudian hari. “takah-takah ulamanya sudah keliatan tinggal memolesnya sedikit.”

Dikesempatan ini Buya Nasrial menceritakan berdirinya Pondok Pesantren Subulussalam pada 11 Januari 2011 terdiri dari tingkat Tsanawiyah, Aliyah, dan SMK yang dikelola oleh yayasan keluarga. “sudah 11 tahun lalu pondok kami berdiri, saya kelola bersama keluarga dan teman-teman” ujar beliau.

Selanjutnya beliau juga menyampaikan bahwa tujuan kedatangan kami  ke Ma’had Aly untuk menigkatkan kader-kader ulama di Pasaman Barat dan keinginan untuk memperdalam ilmu tentang kitab kuning”. 

Agenda kemudian dilanjutkan dengan nasehat dari Syekh Ali yang diterjemahkan langsung oleh ustadz  Zaki. Menurut Syekh “pada zaman Rasulullah, sahabat  datang langsung kepada  Rasulullah untuk belajar Islam kemudian diturunkan kepada tabi’in dilanjutkan seterusnya kemudian sampai pada kita. Untuk santri juga akan seperti itu, bahwa sanat keilmuan yang diajarkan sudah jelas, bersumber dari siapa  bermazhabkan apa semuanya jelas, kemudian ilmu ini kelak akan disebar kepada murid-muridnya.”

Menjelang akhir pertemuan, Pelaksana Tugas Mudir menjelaskan bahwa saat ini Ma’had Aly sudah melaksanakan tes untuk gelombang pertama dan telah dibukanya pendaftaran untuk gelombang kedua sampai Juli 2023. bagi santri yang berminat bisa mendaftar melalui online dan offline. Untuk syarat dan ketentuan sudah ada di brosur yang dipegang oleh santri.