HAFLATUL WADA’ ANGKATAN 115 PONPES SUMATERA THAWALIB PARABEK: PERPISAHAN PENUH HARU DAN CAPAIAN GEMILANG

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Parabek, Agam – Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi Agam sukses menggelar acara Haflatul Wada’ bagi santri kelas akhir pada Ahad, 23 Februari 2025. Kegiatan yang berlangsung di lapangan Asrama Zuhud 1 ini menjadi momentum haru dan kebanggaan bagi santri angkatan 115 “Satampang Baniah”.

Acara dibuka dengan tari pasambahan yang memukau, menandai penghormatan kepada para tamu undangan. Dilanjutkan dengan penampilan drama yang menggambarkan perjalanan mereka selama menempuh pendidikan di pesantren. Mulai dari kelas 4 hingga kelas 6, mulai dari Daurah Santri, Khidmatul Ummah, hingga Munaqasyah Paper, tersaji dengan apik dalam pertunjukan tersebut.

Momen paling dinanti dalam Haflatul Wada’ kali ini adalah pemaparan paper terbaik yang dimoderatori oleh Fathir Aulia Rahman. Tiga paper terbaik yang dipresentasikan adalah:

  1. Syalwa Azahra (Jurusan Agama) dengan paper berjudul “Tinjauan Ulang terhadap Pembayaran Zakat Fitrah Menggunakan Uang menurut Imam Hanafi”.
  2. Mazya Hananiyatul Halwa (Jurusan IPA) dengan paper berjudul “Pandangan Hukum Islam terhadap Pengawetan Kepala Manusia sebagai Objek Penelitian Mekanisme Kerja Otak Pembunuh (Studi Kasus Pembunuh Ulung Abad 18, Diago Alves)”.
  3. Tengku Abbas Ishamuddin Halimi (Jurusan IPS) dengan paper berjudul “Hukum Menjadi Nasabah di Bank Konvensional”.

Setelah pemaparan, para tamu undangan diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi seputar isi paper yang dipresentasikan, menambah wawasan dan memberikan apresiasi terhadap karya ilmiah santri.

Suasana semakin mengharukan saat perwakilan santri kelas akhir, Syarifah Kurniati, menyampaikan kata perpisahan. Dalam pidatonya, ia mengenang perjalanan penuh suka dan duka bersama guru dan sahabat selama menimba ilmu di Ponpes Sumatera Thawalib Parabek. Mewakili angkatan 115, ia juga mengucapkan terima kasih kepada para guru atas ilmu dan bimbingan yang diberikan serta memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.

Sebagai simbol perpisahan, santri kelas akhir menampilkan lagu perpisahan dan puisi yang menyentuh hati, membuat suasana Haflatul Wada’ semakin emosional.

Sebagai penutup, diumumkan yudisium Khidmatul Ummah, Guru Kader, dan Munaqasyah Paper. Santri yang berprestasi dalam program tersebut diberikan penghargaan berupa pengalungan medali dan penyerahan sertifikat.

Haflatul Wada’ angkatan 115 “Satampang Baniah” bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga momentum perpisahan yang penuh makna. Dengan restu dan doa dari para guru serta keluarga, para santri siap melangkah ke jenjang pendidikan lebih tinggi, membawa semangat dan nilai-nilai yang telah mereka peroleh di pesantren.