DIUNDANG MENJADI NARASUMBER, INI YANG DISAMPAIKAN BUYA DESWANDI DALAM LOKAKARYA MDN-G MASUKAN UNTUK RPJMO PENDIDIKAN SUMBAR 2021-2026

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Melalui zoom meeting, Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi hadiri Lokakarya MDN-G Masukan untuk RPJMD Pendidikan Sumbar 2021-2026.

Menindaklanjuti surat undangan yang masuk, Buya Deswandi selaku perwakilan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi menyampaikan poin-poin seputar sejarah, best practice, lesson learnt, dan harapan-harapan bagi dunia pendidikan. Dalam kegiatan ini, sejumlah tokoh seperti Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., dan Buya H. Gusrizal Gazahar, Lc., M.A. Dalam kegiatan ini pula secara khusus 7 pondok pesantren tertua di Sumbar diundang sebagai pemateri.

Buya Deswandi menyebutkan bahwa Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi lahir dari sejarah panjang yang berawal dari halaqah Inyiak Parabek. Sistem halaqah ini kemudian diadaptasi menjadi bentuk pendidikan klasikal (madrasah). Nilai-nilai yang diwariskan Inyiak Parabek masih dipertahankan dalam bentuk program yang senantiasa diperbarui dan disesuaikan dengan tuntutan zaman.

Buya Deswandi menyampaikan sejumlah harapan khususnya kepada pemerintahan terkait posisi dan peran pesantren di dunia pendidikan. Sejumlah harapan diutarakan yakninya: membangun komunikasi dan silaturrahmi untuk membangun sinergitas; memberikan keleluasaan bagi pesantren untuk menentukan kurikulumnya agar bisa lebih fokus membekali peserta didik akan keilmuan agama; memandang pendidikan sebagai sebuah usaha membentuk karakter, bukan transfer ilmu; menjadikan rasa cinta sebagai dasar mencari ilmu, bukan hanya tuntutan mencari ijazah; adanya anggaran khusus dari pemerintah untuk pendidikan pesantren; dan adanya usaha dan peraturan untuk membangkitkan ekonomi pesantren.