MEMPERSIAPKAN DIRI MENULIS ESAI

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Parabek,

Dalam sebuah reality show yang tayang di salah satu televisi swasta, ada satu kutipan yang hemat saya cocok bagi para saudara yang sedang mempersiapkan diri untuk memenangkan Lomba Esai Nasional yang sedang diadakan oleh Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Seorang tentara muda ditanyai si presenter tentang kesuksesan. Dengan yakin ia menjawab bahwa kesuksesan adalah saat dimana peluang bertemu dengan kemampuan.

Jika kita ibaratkan lomba ini sebagai peluang, bisa kita terjemahkan kemampuan sebagai bekal yang dimiliki penulis. Bekal seorang penulis tidak jauh-jauh dari penguasaan topik, keahlian berbahasa, dan tentunya ketepatan mengirim naskah sesuai deadline.

Ada tiga persiapan yang bisa dilakukan menjelang pengumpulan naskah;

  • Mempersiapkan Strategi

Strategi bisa disebut juga sebagai akal-akalan menghadapi situasi. Tentu saja untuk bisa mengakal-akali situasi, kita harus paham terlebih dahulu situasi yang kta hadapi. Mulai lah mengenali lembaga pengada lomba, panitia pelaksana lomba, juri lomba, dan sesama pesaing meraih gelar juara. Mulai lah menganalisis trend yang ada di masyarakat terkait dengan tema serta contoh esai yang menang di lomba sejenis.

  • Mempersiapkan Bahan Bakar

Kalau strategi menitikberatkan pada kondisi luar tulisan, maka bahan bakar adalah modal yang dibutuhkan untuk menulis. Sebuah esai yang bagus memerlukan banyak referensi. Saat mendapat informasi sebuah lomba, disarankan untuk tidak langsung membuka laptop dan kemudian marah-marah karena layar hanya menampilkan kertas kosong. Mulailah dengan membaca. Membaca adalah bahan bakar menulis.

Temukan tulisan dengan tema yang ditentukan. Tidak harus esai. Kadang artikel, makalah, bahkan puisi bisa menjadi inspirasi saat menentukan masalah yang ingin diangkat. Bacalah tulisan berkualitas supaya hasil tulisan pun ikut berkualitas.

  • Mempersiapkan Diri

Ini tahap paling penting dalam kesuksesan. Persiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Bagi persiapan diri menjadi tahap membaca, tahap kontemplasi, tahap menulis, dan tahap menyunting. Jangan jadi penulis sombong yang langsung loncat ke tahap menulis.

Luangkan waktu untuk tiap tahapan. Buatlah waktu khusus untuk membaca dan menulis mulai dari sekarang.

Terakhir, dalam esai, semua orang bisa menjadi penulis terbaik. Esai adalah dialog dengan diri sendiri. Esai adalah dialog dengan semesta luar.