بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Padang – Santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi Agam kembali menorehkan prestasi membanggakan. Kali ini, para santri dan mahasantri dipercaya mewakili Sumatera Barat dalam ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) 2025 yang digelar di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025.
Santri PDF Ulya yang akan berlaga yakni Syarif Hidayatullah, Adzka Maulana Nurdin, dan Rizcy Rahmad Tifatul pada cabang debat bahasa Arab putra. Sementara itu, cabang debat bahasa Arab putri diwakili oleh Natisya Miftahul Asri, Hanifah Shalihah, dan Luna Camil. Dari Mahad Aly Parabek, Dzia Ulhaque Erisa Putri turut tampil di cabang Tarkib Digital.
Pelepasan resmi kafilah MQKI Sumbar berlangsung Senin, 29 September 2025, di Auditorium rumah dinas Gubernur Sumbar. Sebanyak 38 kafilah dan 11 official dilepas dengan penuh khidmat oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, mewakili Gubernur. Hadir pula jajaran tokoh penting seperti Kapolda Sumbar Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta, Plt. Kakanwil Kemenag Sumbar H. Edison, Kepala Biro Kesra Pemprov Sumbar H. Al-Amin, pimpinan ormas Islam, pimpinan pondok pesantren, serta perwakilan Bank Nagari dan BSI. Kehadiran mereka menegaskan dukungan lintas sektor terhadap kiprah pesantren dan santri di Sumbar.
Plt. Kakanwil Kemenag Sumbar, H. Edison, menyebut MQK Internasional tahun ini sebagai momentum penting bagi santri Indonesia untuk tampil di panggung dunia. “Tahun ini ada berbagai negara yang ikut berpartisipasi, di antaranya Malaysia, Brunei, Singapura, hingga Thailand. Fakta bahwa santri Sumbar lolos seleksi enam besar nasional patut kita syukuri dan banggakan,” ujarnya.
Sementara itu, Arry Yuswandi menegaskan pentingnya menjaga tradisi keilmuan Islam melalui kitab kuning. “Kitab kuning bukan hanya warisan akademik, tetapi juga sumber hukum, etika, dan panduan sosial yang relevan hingga hari ini. Tugas kita saat ini adalah merekontekstualisasikan agar tetap hidup dan diminati masyarakat modern,” tegasnya.
Dengan keikutsertaan santri Thawalib Parabek di MQKI, Sumatera Barat menegaskan eksistensinya dalam percaturan ilmu keislaman dunia. Ajang ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang silaturahmi intelektual antarnegara.