MAHAD ALY PARABEK GELAR UJIAN MUNAQASYAH SKRIPSI: 38 MAHASANTRI TEMPUH SIDANG AKHIR MENUJU GELAR SARJANA AGAMA

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Jambu Air, Agam — Mahad Aly Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi Agam kembali menyelenggarakan salah satu agenda akademik terpentingnya, yakni Ujian Munaqasyah Skripsi Mahasantri Tingkat Akhir, yang dilaksanakan pada 2 hingga 15 Juni 2024. Kegiatan ini dipusatkan di Kampus 3 Mahad Aly, Jambu Air, dan diikuti oleh 38 orang mahasantri tingkat akhir yang tengah menempuh fase penilaian akhir dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Sidang munaqasyah skripsi ini merupakan momen bagi setiap mahasantri Mahad Aly Parabek, karena menjadi syarat mutlak kelulusan setelah menempuh proses pembelajaran intensif selama masa studi. Dalam sidang ini, para mahasantri diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan karya tulis ilmiah mereka melalui presentasi dan tanya jawab akademik di hadapan tim penguji. Fokus utama ujian ini adalah kemampuan mahasantri dalam mengistinbathkan hukum berdasarkan kaidah-kaidah Fiqih dan Ushul Fiqh, sesuai dengan kekhasan keilmuan Mahad Aly.

“Ujian munaqasyah bukan hanya evaluasi terhadap kemampuan menulis, tetapi juga merupakan bentuk ujian intelektual dan moral. Di sini, para mahasantri diuji kemampuan ilmiahnya dalam menggali hukum syariah dengan metodologi klasik yang bersumber dari warisan ulama terdahulu,” ujar Mudir Mahad Aly, Ustadz Taufik Hidayat, S.Th.I., M.Pd.

Yang menjadi pembeda dan sekaligus nilai tambah dalam pelaksanaan munaqasyah tahun ini adalah hadirnya para dosen tamu dari berbagai institusi pendidikan Islam di Sumatera Barat, di antaranya Rektor STIT Ahlussunnah Bukittinggi, Dr. Yosi Aryanti, MA; Ketua Yayasan Syekh Ibrahim Musa Bidang Pendidikan, Ustadz H. Mursal Asmir, S.Ag., SH., MA; serta Mudir Mahad Aly sendiri.

Kehadiran para penguji tamu ini semakin memperkaya dinamika akademik selama proses munaqasyah. Para penguji tidak hanya mengevaluasi isi skripsi, tetapi juga menggali pemahaman dan analisis mahasantri secara mendalam terkait tema dan permasalahan yang mereka angkat.

Lebih dari sekadar penilaian akademik, sidang munaqasyah ini diharapkan mampu melahirkan karya ilmiah yang relevan dan aplikatif bagi masyarakat. “Kami berharap hasil skripsi para mahasantri ini tidak hanya menjadi arsip kampus, tetapi juga bisa menjadi rujukan masyarakat dalam menjawab persoalan keagamaan di lingkungan mereka,” tambah Ustadz Taufik.

Ujian munaqasyah ini diharapkan menjadi batu loncatan penting bagi para mahasantri Mahad Aly Parabek untuk menjadi ulama-intelektual yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi umat, baik di bidang dakwah, pendidikan, maupun fatwa dan hukum Islam. Gelar Sarjana Agama (S.Ag) yang akan mereka sandang bukan hanya simbol akademik, tetapi juga amanah keilmuan untuk membimbing masyarakat.