Oleh : Ustadzah Rima Yunita, S. Pd
Judul : Ilmu dan Ibadah
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Beribadah haruslah dengan ilmu, mengetahui tentang segala bentuk ibadah dan cara mengerjakanya. ibadah akan terwujud dalam diri seorang hamba manakala memenuhi dua landasan yang sangat mendasar: adanya khauf (takut), dan raja` (pengharapan). Untuk beribadah yang benar adalah hendaknya beribadah kepada Allah dengan kecintaan kepada-Nya, mengharap pahala-Nya, dan takut akan siksa-Nya.
Dalam Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang khauf dan raja’, diantaranya :
Dalil Khauf (rasa takut) dalam Ibadah yaitu firman Allah:
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapakah di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”(QS. Al-Isra’: 57)
Dalil Raja’ (berharap) dalam Ibadah yaitu firman Allah,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan dengan apapun dalam beribadah kepada Rabbnya” (QS. Al-Kahfi: 110).
Seorang hamba harus menyeimbangkan antara khauf dan raja’ sebagaimana dalam ayat berikut yang menjelaskan seorang hamba berdoa dengan harap dan cemas. Allah berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
Apabila terlalu besar dan mendominasi rasa takut (khauf), maka akan terjerumus dalam akidah khawarij yang putus asa dari rahmat Allah padahal Allah Maha Pengasih. Apabila terlalu besar dan mendominasi rasa raja’ (berharap), maka akan terjerumus dalam akidah murji’ah yang menghilangkan rasa takut kepada Allah, hanya menonjolkan ampunan dan rasa harap padahal Allah juga “syadidul iqab” yaitu keras azabnya.
والله أعلمُ بالـصـواب