CORE VALUE SABTU 04 NOVEMBER 2017 : USTAD LAYSA, S.Ag (Istiqomah)

Sabtu, 04 Oktober 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini yang menyampaikan Tausiyah adalah Ustad Laysa, S.Ag selaku Guru Fiqih di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Ustad Laysa, S.Ag memberikan judul tausyahnya dengan judul “Istiqomah”.

O?U?U�UZU� O�U�UZU�O�U?USU�UZ U�UZO�U�U?U?O� O�UZO?U?U�U�UZO� O�U�U�UZU�U�U? O�U?U�UZU� O�O?U�O?UZU�UZO�U�U?U?O� O?UZO?UZU�UZO?UZU�U�U? O?UZU�UZUSU�U�U?U�U? O�U�U�U�UZU�O�O�U?U?UZO�U? O?UZU�O� O?UZO�UZO�U?U?U?O� U?UZU�O� O?UZO�U�O?UZU�U?U?O� U?UZO?UZO?U�O?U?O�U?U?O� O?U?O�U�U�O�UZU�UZU�O�U? O�U�UZU�O?U?US U?U?U�U�O?U?U�U� O?U?U?O?UZO?U?U?U�UZ

a�?Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: a�?Rabb kami ialah Allaha�? kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): a�?Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamua�?.a�? (QS. Fushilat: 30)

Ustad Laysa, S.Ag mengatakan : “Kita sering membaca teori tentang Istiqomah, tetapi untuk menerapkan teori Istiqomah yang kita pelajari tersebut akan berbeda dengan situasi yang kita hadapi.”, tuturnya. Sikap Istiqomah haruslah membutuhkan tekad yang kuat dan pengorbanan untuk menjalaninya, tidak semua orang yang mampu untuk bersikap Istiqomah.

Beberapa tips Istiqomah yang kami kutip dari situs https://rumaysho.com, diantaranya :

Pertama: Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.

Allah Taa��ala berfirman,

USU?O�UZO?U?U�O?U? O�U�U�UZU�U�U? O�U�UZU�O�U?USU�UZ O?U�UZU�U?U?O� O?U?O�U�U�U�UZU?U�U�U? O�U�O�UZU�O�O?U?O?U? U?U?US O�U�U�O�UZUSUZO�O�U? O�U�O?U?U�U�U�USUZO� U?UZU?U?US O�U�O?O�U?O�UZO�U? U?UZUSU?O�U?U�U?U� O�U�U�UZU�U�U? O�U�O?UZU�O�U�U?U�U?USU�UZ U?UZUSUZU?U�O?UZU�U? O�U�U�UZU�U�U? U�UZO� USUZO?UZO�O?U?

a�?Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.a�? (QS. Ibrahim: 27)
Tafsiran ayat a�?Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh a��a�? dijelaskan dalam hadits berikut.

O�U�U�U�U?O?U�U�U?U�U? O?U?O�UZO� O?U?O�U?U�UZ U?U?U� O�U�U�U�UZO?U�O�U? USUZO?U�U�UZO?U? O?UZU�U� U�O�UZ O?U?U�UZU�UZ O?U?U�O�U�UZ O�U�U�U�UZU�U? U?UZO?UZU�U�UZ U�U?O�UZU�U�UZO?U�O� O�UZO?U?U?U�U? O�U�U�U�UZU�U? O? U?UZO�UZU�U?U?UZ U�UZU?U�U�U?U�U? ( USU?O�UZO?U�U?O?U? O�U�U�U�UZU�U? O�U�U�UZO�U?USU�UZ O?U�UZU�U?U?O� O?U?O�U�U�U�UZU?U�U�U? O�U�O�U�UZO�O?U?O?U? U?U?U� O�U�U�O�UZUSUZO�O�U? O�U�O?U�U?U�U�USUZO� U?UZU?U?U� O�U�O?O�U?O�UZO�U? )

a�?Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: a�?Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirata�?.a�?9

Qotadah As Sadusi mengatakan, a�?Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen).a�? Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya.10

Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat a�?Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamua�?? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik.

Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus Sunnah wal Jamaa��ah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.

Kedua: Mengkaji Al Qura��an dengan menghayati dan merenungkannya.

Allah menceritakan bahwa Al Qura��an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qura��an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Taa��ala berfirman,

U�U?U�U� U�UZO?UZU�U�UZU�U? O�U?U?O�U? O�U�U�U�U?O?U?O?U? U�U?U�U� O�UZO?U?U�U?UZ O?U?O�U�U�O�UZU�U?U� U�U?USU?O�UZO?U?U�O?UZ O�U�UZU�O�U?USU�UZ O?U�UZU�U?U?O� U?UZU�U?O?U�U� U?UZO?U?O?U�O�UZU� U�U?U�U�U�U?O?U�U�U?U�U?USU�UZ

a�?Katakanlah: a�?Ruhul Qudus (Jibril)11 menurunkan Al Qura��an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)a�?.a�? (QS. An Nahl: 102)
Oleh karena itu, Al Qura��an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam ayat,

U?UZU�UZO�U�UZ O�U�UZU�O�U?USU�UZ U?UZU?UZO�U?U?O� U�UZU?U�U�O� U�U?O?U?U�U�UZ O?UZU�UZUSU�U�U? O�U�U�U�U?O�U�O?U�U? O�U?U�U�U�UZO�U� U?UZO�O�U?O?UZO�U� U?UZO�UZU�U?U?UZ U�U?U�U?O�UZO?U?U�O?UZ O?U?U�U? U?U?O�UZO�O?UZU?UZ U?UZO�UZO?UZU�U�U�U�UZO�U�U? O?UZO�U�O?U?USU�O�

a�?Berkatalah orang-orang yang kafir: a�?Mengapa Al Qura��an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?a�?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).a�? (QS. Al Furqon: 32)
Al Qura��an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. 12 Alasannya, karena Al Qura��an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Taa��ala berfirman,

U�U?U?UZ U�U?U�UZU�O�U?USU�UZ O?U�UZU�U?U?O� U�U?O?U�U� U?UZO?U?U?UZO�O?U?

a�?Al Qura��an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.a�? (QS. Fushilat: 44). Qotadah mengatakan, a�?Allah telah menghiasi Al Qura��an sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.a�?13 Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, a�?Katakanlah wahai Muhammad, Al Qura��an adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.a�?14
Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qura��an dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Qura��an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa terus istiqomah.

Ketiga: Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syaria��at Allah

Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syaria��at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari a��Aisyah a��radhiyallahu a��anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu a��alaihi wa sallam bersabda,

O?UZO�UZO?U�U? O�U�O?UZO?U�U�UZO�U�U? O?U?U�UZU� O�U�U�U�UZU�U? O?UZO?UZO�U�UZU� O?UZO?U�U?UZU�U?U�UZO� U?UZO?U?U�U� U�UZU�U�UZ

a�?Amalan yang paling dicintai oleh Allah Taa��ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.a�? a��Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. 15
An Nawawi rahimahullah mengatakan, a�?Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Taa��ala. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.a�?16

Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, a�?Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu a��alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat a��Abdullah bin a��Umar.a�?17 Yaitu Ibnu a��Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.

Dari a�?Abdullah bin a�?Amr bin Al a�?Ash radhiyallahu a�?anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam berkata padanya,

USUZO� O?UZO?U�O?UZ O�U�U�U�UZU�U? O? U�O�UZ O?UZU?U?U�U� U�U?O�U�U�UZ U?U?U�O�UZU�U? O? U?UZO�U�UZ USUZU�U?U?U�U? O�U�U�U�UZUSU�U�UZ U?UZO?UZO�UZU?UZ U�U?USUZO�U�UZ O�U�U�U�UZUSU�U�U?

a�?Wahai a�?Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.a�?18

Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus a�?futura�? (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.

Semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi muslim/muslimah yang mampu terus bersikap Istiqomah dalam segala hal ditengah banyaknya fitnah diakhir zaman ini. Aamin ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam…