PKI MUSUH BESAR UMAT ISLAM DAN PESANTREN

PKI adalah singkatan dari Partai Komunis Indonesia yang lahir pada tahun 1924. Partai ini mengusung nama komunis sebagai ideologi partainya. Komunisme adalah sebuah idoelogi atau faham yang dicetus tokoh kiri sosialis Jerman Karl Marx kemudian faham ini dikembangkan tokoh-tokoh filsafat barat lainnya yaitu, Vladimir Lenin, Josef Stalin dan Mou Tse Tung yang merupakan pemimpin Partai Komunis Cina. Komunisme adalah kumpulan dari fuzzle-fuzzle filsafat anti tuhan seperti Atheisme dan Materialise yang dicetus oleh Feuerbach, pemikiran Evolusi Darwin, Dialektika milik Hegel dan pemikiran lainnya yang merupakan produk pemikiran kelompok-kelompok Freemasonry. Dalam kongresnya di New York pada 1829, salah seorang utusan Freemasonry Inggris bernama Wright menyatakan bahwa mereka telah menerima penggabungan diri kaum nihilis dan atheis dengan menggunakan nama baru, yaitu komunisme. (www.an-najah.net/munculnya-komunisme-indonesia)
Faham komunis berdasarkan sumber yang sama masuk ke Indonesia pada tahun 1914 dibawa oleh Hendricus J.F.M. Sneevliet, seorang aktivis sosialis dan Freemasonry Belanda yang datang ke Surabaya pada 1913. Kemudian melalui sneevliset, seorang tokoh pribumi bernama Semaoen masuk ke dalam Ormas Islam besar Sarikat Islam dan menggerogoti organisasi ini, walaupun pada akhirnya orang-orang komunis berhasil dipecat karena diketahui secara sah telah membawa pemikiran sesat komunisme ke dalam organisasai Islam terbesar SI dengan menfitnah tokoh-tokoh Sarikat Islam, serta bertujuan menghancurkan Indonesia mengganti ideologi negara pancasila menjadi negara komunis.

Semaoen inilah tokoh pertama yang mendirikan sekaligus menjadi ketua Partai Komunis di Indonesia pada tahun 1924 setelah ia dan tokoh-tokoh komunis lainnya dipecat dari Sarikat Islam. Yang mana sebelumnya atau tahun 1920 PKI masih bernama Partai Komunis Hindia Belanda (PKH).

Meskipun awalnya PKI ini bisa eksis karena mendompleng dan memanfaatkan nama besar Islam (Sarikat Islam), namun PKI seperti parasit yang justru memusuhi dan merusak Islam. Sangat banyak bukti sejarah yang tidak terbantahkan tentang kekejaman PKI terhadap Islam dan umat Islam. Hal itu karena PKI sadar bahwa Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbesar, perjuangan Indonesia melawan penjajah dan mendapat kemerdekaan tidak lepas dari semangat juang dan jihad umat Islam dan untuk merubah ideologi negara menjadi komunis mestilah dengan menghilangkan Islam dan memusnahkan umai Islam dari Indonesia.

Seorang wartawan asal Madiun menulis di Majalah Media Dakwah tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan kesadisan. Di antaranya ia mengemukakan adanya dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember 1948. Dia sebutkan, foto genangan darah ulama itu setebal bercenti-centi meter saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng Madiun saja, ungkap wartawan asal Madiun ini, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang dibantai PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin. (Hartono Ahmad Jaiz, Di Bawah Bayang-bayang Soekarno Soeharto, Tragedi Politik Islam Indonesia dari Orde Lama hingga Orde Baru, Darul Falah, Jakarta, cetakan 2, 1420H, halaman 77).

Pondok Pesantren yang merupakan basis pendidikan dan pembelajaran agama Islam menjadi sasaran kebencian yang harus dimusnahkan karena menjadi penghambat utama gerakan komunisme di Indonesia. a�?Pondok bobrok, langgar bubar, santri mati,a�? inilah yel-yel penuh kebencian yang diteriakkan PKI Madiun pada tahun 1948.(www.an-najah.net)
Banyak santri dan kiyai pesantren yang menjadi korban kekejaman PKI. Ada yang diculik, dibunuh dan dikubur hidup-hidup di dalam lobang yang mereka gali. Ini mereka lakukan tak lain karena pesantren adalah musuh serta penghalang gerakan mereka untuk mengusai bumi pertiwi.

Partai Komunis Indonesia (PKI) memang sudah dibubarkan pada tanggal 12 Maret 1966, namun benarkah PKI sudah mati? Pada masa reformasi pada kenyataannya, para kader PKI dan para simpatisannya berusaha keras memutar-balikan fakta atas segala pelanggaran Hak Asasi Manusia yang telah dilakukan sepanjang sejarahnya di Indonesia. Dengan dalih a�?meluruskan sejaraha�? mereka membanjiri toko-toko buku dengan berbagai jenis buku untuk memutarbalikkan fakta sejarah. Tidak hanya itu, para penggiat Komunisme melakukan provokasi melalui media massa cetak, stasiun televisi, internet, film, musik, diskusi-diskusi, tuntutan hukum, politik, dan selebaran-selebarana��yang pada intinya menempatkan orang-orang PKI dan organisasi sayapnya seperti Gerwani, Pemuda Rakyat, LEKRA, CGMNI, BTI, SOBSI, dan lain-lain, sebagai korban. Padahal, sangat jelas sejak berdiri di Indonesia, Partai Komunis Indonesia telah a�?membokonga�? perjuangan Bangsa Indonesia dalam menegakkan Kemerdekaan, Kedaulatan, Kesejahteraan, dan Keadilan Sosial di Republik Indonesia.

Apalagi, dalam buku-buku pelajaran sejak Kurikulum Berbasis Kompetensi sampai sekarang ini sudah tidak ada lagi materi-materi yang memuat dan membahas sejarah keji PKI. Sehingga tidak ada generasi muda terutama generasi muslim yang melek dan mengenal PKI dengan segala kekejamannya. Maka menjadi sangat mudah bagi orang-orang komunis dan simpatisan mereka menyebarkan propaganda dan menyuntikkan virus komunisme yang mematikan ke dalam pikiran anak bangsa.

Oleh sebab itu, ide cemerlang sebagaian tokoh bangsa saat ini termasuk Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyio menggagas nonton bareng film G30S PKI secara serentak di seluruh jajarannya TNI se-Indonesia patut diapresiasi, didukung dan disemarakkan. Hal itu bukan saja penting buat institusi TNI sendiri untuk menguatkan kembali semangat bela negara tapi juga sangat bermanfaat buat generasi muda terutama genarasi muslim agar sadar dari tidur panjang tentang bahaya PKI sehingga mau kembali bersatu padu merapatkan barisan menjadi pemuda-pemuda yang siap berjihad membela negara dan agama seperti yang pernah berkobar dengan pekikan takbir a�?Allahu Akbara�� Arek-Arek Suroboyo di bawah komando Bung Tomo dan pengerahan jutaan santri oleh para kiyai mengobarkan semangat jihad telah berhasil mengusir penjajah dari ibu pertiwi. Wallahu aa��lam bi al-shawab.

 

Parabek, 04 Muharram 1439 H / 24 September 2017

Ditulis oleh : Ustadz Muklis, S.Sos.I