Mengenal Bakat dan Memunculkan Minat

syamOleh. Mukhlis Syamsuddin, S.Sos.I

Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat (http://minartirahayu.blogspot.com)

Menurut Merriam-Webster, minat adalah kecenderungan terhadap sesuatu. Bisa diartikan, minat adalah dorongan kuat dalam diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan. Minat jadi salah satu faktor yang dapat mengarahkan bakat.
Sedangkan bakat adalah anugrah/talenta yang dimiliki seseorang. Sifat dasar, kepandaian, pembawaan yang muncul sejak lahir. Misalnya bakat menyanyi, bakat kesenian.

Sifat asli manusia adalah kemauan untuk belajar. Kemampuan dasar untuk belajar yang ada pada setiap manusia itulah yang disebut bakat. Bakat sudah ada sejak manusia lahir. Manusia dengan bakat akan mampu melakukan sesuatu dengan lebih cepat dan hebat. Sementara minat adarah dorongan untuk melakukan sesuatu yang mampu ia lakukan. Minat itu adalah pendorong bakat. Mungkin ilustrasinya seperti sebuah sumur. Di dalam sumur pasti ada air. Maka sumur harus digali dengan alat seperti cangkul untuk yang paling sederhana atau dengan mesin canggih. Semakin cepat air didapat semakin bermanfaat. Bermanfaat bagi manusia itu dan bagi orang lain. Maka sumur itu adalah manusia, air adalah bakat dan alat-alat untuk menggali sumur itu adalah kecerdasan. Seberapa ingin manusia mendapatkan air dan bisa bermanfaat untuk banyak orang sebesar itu pula dorongannya untuk menggali sumur. Dorongan itulah yang disebut minat. Setiap manusia punya bakat. Bakat manusia tidak hanya satu. Bisa dua, tiga bahkan lebih dari itu. Manusia yang punya banyak bakat bisa juga disebut multitalen. Jadi, kita pasti punya bakat. Hanya tidak semua kita yang tahu bakat kita.

Sementara kecerdasan itu sebagaimana kata Gregory : Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu. C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif. Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

Howard Gardner pakar psikologi perkembangan di Universitas Harvard Amerika Serikat dengan teori kecerdasan majemuknya (KM). Ia berupaya menciptakan teori tersebut dalam bukunya Frame of Mind (1983) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Howard Gardner menekankan bahwa kecerdasan itu adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dan memiliki kreativitas. Jadi dua kaki kecerdasan menurutnya adalah kreativitas dan problem solving.

Lalu, mengepa kita mengupas masalah bakat, minat dan kecerdasan? Karena ia penting setidaknya untuk seseorang yang akan menempuh dunia pendidikan yang disebut dengan rumah akademik. Terutama memilih jurusan di bangku kuliah.

Memutuskan jurusan apa yang akan diambil pada jenjang pendidikan tinggi bukan perkara yang mudah. Satu keputusan diawal sedikit banyak akan menentukan masa depan seseorang. Banyak cerita dari mereka yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi merasa bahwa mereka sedang a�?terdampara�� pada jurusan yang salah. Imbas yang fatal dari salah pilih jurusan adalah drop-out alias gagal menyelesaikan studi.

Seorang konsultas pendidikan bercerita, bahwa ia terpaksa kuliah di Fakultas Hukum di universitas besar di Surabaya, ia merasa cukup kewalahan menganalisa, membaca bahka menghapal undang-undang dan pasal demi pasal dari materi perkuliahannya. Namun waktu terus berlalu, ia akhirnya jadi sarjana juga. Sesuai dengan ijazahnya ia memilih bekerja menjadi lawyer, ia mengaku dalam setahun ia bisa menagani dua puluh sampai tiga puluh kasus, dari sekian kasus tersebut semua klainnya kalah. Ia gagal menangani kasus. Karena selama kuliah ia tidak begitu tertarik dengan hokum. Hanya ia salah memilih jurusan. Saat ini ia adalah guru, dosen dan konsultas pendidikan yang banyak mengajar para guru. Menulis banyak buku, menjadi nara sumber, melanglang buana ke banyak tempat. Ia telah menemukan bintang terangnya. Menjadi guru.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kasus salah pilih jurusan. Antara lain adalah niat ketika memasuki perguruan tinggi. Tidak sedikit mahasiswa yang hanya mencari status sebagai mahasiswa semata. Berikutnya adalah faktor orang tua dimana orang tua memaksa si anak untuk mengambil jurusan tertentu. Orang tua akan merasa punya prestige tersendiri bila si anak kuliah di jurusan kedokteran misalnya.

Jika memang berminat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, seseorang harus bijaksana dalam memutuskan jurusan apa yang hendak ia ambil. Disamping berhubungan dengan cita-cita yang hendak ia raih nantinya, kuliah di perguruan tinggi membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk itu ada baiknya untuk lebih memahami beberapa unsur penting yang melekat erat pada diri seseorang dimana unsur-unsur tersebut bisa menjadi pijakan dalam memilih jurusan yang tepat bagi dirinya.

Pertama adalah bakat. Bakat bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dibawa sejak lahir. Kenali baik-baik apa yang menjadi bakat kita. Menulis, menggambar, berhitung, bermain musik atau menari adalah contoh-contoh bakat. Jika seseorang dengan bakat, minat, dan kemampuan bermain piano akan lebih baik untuk bersekolah pada jurusan seni musik pada sebuah institut seni. Di sana ia tidak hanya akan semakin mahir dan berkembang bermain piano akan tetapi juga akan mendapatkan ilmu tentang musik secara luas.

Lalu yang kedua adalah tentang minat. Apabila seseorang mempunyai kesukaan dan hasrat hati yang kuat terhadap sesuatu bidang tertentu, maka hal tersebut dapat diartikan sebagai minat. Misalnya minat seseorang terhadap dunia fotografi atau antusiasme terhadap dunia kuliner. Seseorang dengan minat yang tinggi terhadap dunia kuliner khususnya pastry dapat memperdalam ilmu tentang pastry di sekolah-sekolah tinggi perhotelan. Banyak orang dengan pemahaman terbatas memandang sebelah jurusan ini. Padahal lulusan dari jurusan ini banyak bekerja di luar negeri sebagai tenaga ahli profesional dengan gaji yang cukup tinggi. Contoh lain adalah bila mempunyai minat yang besar terhadap permasalahan masyarakat dan budaya dapat mengambil studi sosiologi. Atau jika mempunyai bakat dan minat yang cukup tinggi tidak ada salahnya untuk masuk akademi sepakbola dari sebuah klub sepakbola. Bukankah gaji pemain sepakbola profesional saat ini sudah dihargai dengan cukup layak.

Yang terakhir adalah mengukur kemampuan atau potensi diri yaitu tingkat kekuatan yang dimiliki seseorang dalam usaha mencapai hasil terbaik baik secara psikis maupun fisik. Kemampuan eksternal seseorang, misalnya kemampuan finansial, dapat pula dimasukan kedalam unsur ini. Tapi tidak ada yang tidak mungkin.

Ada baiknya mengukur tingkat potensi otak dengan jurusan yang akan kita ambil. Kira-kira mampu tidak kita nantinya bila mengambil kuliah jurusan teknik sedangkan kemampuan matematika tergolong rendah padahal banyak matakuliah pada jurusan teknik berhubungan erat dengan hitung menghitung serta rumus matematika. Jangan sampai seperti kasus konsultan di atas, memilih fakultas hukum tapi tidak suka hukum.

Kadang kala kita sulit menjawab apa yang menjadi bakat, minat, dan potensi diri kita sendiri. Ada orang yang dapat melakukan banyak hal tetapi tidak ada satu hal pun yang betul-betul ia tekuni dengan baik. Banyak pelajar yang tidak mengetahui apa yang sebetulnya menjadi minat atau kesukaan dirinya secara pribadi. Banyak pelajar suka terhadap bidang tertentu hanya karena ikut arus teman dan lingkungan semata. Jika serius ingin mengetahui itu semua, ada baiknya berkonsultasi dengan orang yang profesional dalam bidangnya semisal guru BP di sekolah atau ahli psikologi. Andai sudah memahami unsur-unsur tersebut diatas maka akan lebih mudah untuk menentukan jurusan apa yang akan kita ambil.

Memang keberhasilan seseorang dalam meraih cita-cita tidak hanya bergantung pada faktor tersebut diatas. Akan tetapi bersikap bijaksana dalam menentukan pilihan akan menjadi modal awal bagi kelancaran menyelesaikan studi. Sistem pendidikan di perguruan tinggi berbeda jauh dengan di sekolah. Tidak ada salahnya mulai dari sekarang untuk mencari informasi sebanyak mungkin, termasuk dalam hal ini memanfaatkan teknologi informasi, mengenai jurusan-jurusan yang akan diambil agar tidak salah pilih nantinya.

Roby soerang siswa yang senang baca dan bicara, ia tinggal menciptakan minat yang kuat dengan lebih inten berkunjung ke perpustakaan banyak membaca dan meminjam buku. Membeli banyak buku (jika ada uang). Setiap hari ia akan membaca, tanpa tersiska, tanpa perintah siapa saja, kapan saja di mana saja, kadang-kadang saat membaca ia lupa makan, tidur dan lainnya. Setelah lulus sekolah Roby dengan mudah memilih jurusan yang dia suka sesuai dengan bakat dan minatnya di fakultas pendidikan, komunikasi, hukum, psikologi, sejarah dan seterusnya. Roby akan happy berenang dalam lautan buku dan membaca tiada jemu. Mengerjakan segudang tugas dari dosen dengan senang hati, cepat selesai dengan hasil yang hebat. Setelah tamat kuliah ia memilih pekerjaan menjadi guru, dosen, trainer, jurnalis, penulis buku, penerjemah akhirnya menjelma menjadi pakar yang diakui dunia. Roby telah telah menemukan bintang terangnya.

Mengakhiri tulisan ini, saya ingin tegaskan, bahwa seseorang yang telah mengetahui bakat atau potensi dirinya lalu didorong dengan minat yang kuat ia akan masuk dalam sebuah profesi yang tepat sesuai dengan keahliannya, dengan demikian karirnya akan cepat melesat seperti kilat. Akan mendatangkan benefit buat dirinya, keluarganya, bangsa dan agamanya. Dunia dalam genggaman, InsyaAllah ! Selamat menyelam dalam lautan diri.

Parabek, 02 Desember 2014/09 Shafar 1436

Sumber bacaan :

1. Thomas Armstrong Sekolah Para Juara

2. http://edukasi.kompasiana.com

3. http://minartirahayu.blogspot.com

4. www.pengertianahli.com

5. www.talentcoach.co.id

Comments are closed.