KHIDMATUL UMMAH

‬ Foto bersama santri kelas V yang akan melakukan kegiatan Khidmatul Ummah (Foto : Irsyad)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada hari ini tanggal 07 April 2018 adalah hari yang bersejarah bagi santri kelas V Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, karena hari ini adalah hari pelepasan para santri kelas V yang berjumlah 151 orang untuk terjun langsung ke masyarakat, mengabdikan diri untuk masyarakat dan negeri dalam kegiatan Khidmatul Ummah (abdi santri bagi negeri) yang merupakan kegiatan Ujian Lapangan yang harus dijalani oleh santri kelas V sebelum mereka menduduki bangku kelas VI. Kegiatan Khidmatul Ummah kali ini merupakan kegiatan yang ke 15 sejak berdirinya Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek. Kegiatan Khidmatul Ummah pada tahun ini santri ditempatkan pada 10 Jorong yang berbeda dengan masing-masing Jorong terdapat 10 orang santri yang didampingi oleh 1 orang ustadz/ustadzah, yang berlokasi di Sungai Nanam, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, kegiatan ini diadakan selama 15 hari dimulai tanggal 07 April 2018 dan berkahir pada tanggal 22 April 2018.

Pada acara pelepasan hari ini yang bertindak sebagai protokol adalah seorang santri kelas IV IPA yang bernama Khairunnisak dan pembacaan Kalam Wahyu Ilahi oleh santri bernama Ibnu Sabri dari kelas II. Kemudian pemberian nasehat oleh Syaikulmadrasah yaitu Buya Deswandi, pada kesempatan kali ini beliau berpesan kepada para santri yang akan melaksanakan kegiatan Khidmatul Ummah agar para santri selalu memegang pesan-pesan orang minang, yaitu “sumbang nan duo baleh” (dalam Bahasa Indonesia : 12 hal etika yang harus dijaga).

Buya Deswandi ketika menyampaikan pesan-pesan kepada para santri peserta Khidmatul Ummah

3 diantaranya adalah:

  1. Sumbang kato (kata) : Kita harus menjaga perkataan, bagaimana cara kita berbincang dengan masyarakat sekitar, bagaimana kita berbicara dengan orang yang lebih tua, yang seusia, yang kecil dari pada kita, apalagi kita adalah pendatang di negeri orang dan yang lebih harus diingat kita disitu memikul nama Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek.
  2. Sumbang tanyo (tanya) : Kita harus mengetahui tata cara bertanya pada masyarakat, bagaimana etika kita dalam bertanya.
  3. Sumbang jalan : Jangan sampai kita berjalan di daerah orang tersebut dengan menampakkan pongah kita, jangan sampai orang melihat kita sebagai orang yang sombong, seperti pepatah minang “dima bumi dipijak disinan langik dijujuang”.

Sambutan dan arahan dari Pimpinan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Ustadz H. Ilham,Lc.,MA

Selanjutnya adalah sambutan dan arahan dari Pimpinan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek oleh ustadz H. Ilham, Lc.,MA. Beliau berterima kasih kepada para ustadz dan ustadzah yang telah mempersiapkan kegiatan ini dengan hebatnya dan meriahnya, dan beliau juga berpesan kepada para santri;

Selalulah bersikap layaknya seorang santri, bukan seperti seorang yang tanpa ilmu agama, jagalah nama baik pesantren kita, karena walaupun kita memiliki jurusan ipa, ips, tapi yang masyarakat tahu adalah Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek merupakan sekolah pengkaderan ulama, yang pandai berkhutbah, yang pintar berceramah, yang mengetahui banyak tentang ilmu agama, praktekkanlah semua ilmu yang sudah dipelajari selama menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek“.

Allahu Akbar!!

Kemudian sebuah hadiah puisi dari seorang santri kelas IV IPA bernama Muhammad Farhan. Dilanjutkan dengan penyerahan bendera angkatan KU oleh perwakilan kelas VI yaitu Anggi Anugrah kepada ketua KU 2018 Fakhri Anugrah, dan terakhir pesan dari santri kelas VI untuk para santri kelas V yang akan melaksanakan kegiatan Khidmatul Ummah. (I)

Dokumentasi :