CORE VALUE SABTU 18 NOVEMBER 2017 : Ustad Anggi Sepriyadi, S.HI (Kisah Imam Al-Ghozali dan Luqmanul Hakim)

Sabtu, 18 November 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini, yang memberikan tausiyah adalah Ustad Anggi Sepriyadi, S.HI selaku GuruA� Tafsir di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Dalam pertemuan ini, Ustad Anggi Sepriyadi, S.HI menyampaikan sebuah kisah tentang Imam Al-Ghozali dengan murid-muridnya,A� As-Syech abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali atau lebih dikenal dengan sebutan Imam Al-Ghozali merupakan seorang tokoh besar dalam sejarah Islam, Beliau adalah pengarang kitab Ihyaa��Ulumudin. Suatu hari Beliau mengajukan Enam pertanyaan pada saat berkumpul dengan murid-muridnya.

Pertanyaan Pertama :
Imam Ghazali : a�?Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia inia�??
murid-muridnya ada yang menjawab :
a�?Orang tuaa�?
a�?Gurua�?
a�?Temana�?
a�?Kaum kerabata�?
Imam Ghazali : a�?Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati”.

Pertanyaan Kedua :
Imam Ghazali : a�?Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?a�?
murid-muridnya yang menjawab :
a�?Bulana�?
a�?Mataharia�?
a�?Bintang-bintanga�?
Imam Ghazali a�?Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimana pun kita, apa pun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agamaa�?.

Pertanyaan Ketiga:
Imam Ghazali : a�?Apa yang paling besar di dunia ini?a�?
murid-muridnya yang menjawab
a�?Gununga�?
a�?Mataharia�?
a�?Bumia�?
Imam Ghazali : a�?Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.a�?

Pertanyaan Keempat:
IMAM GHAZALI : a�?Apa yang paling berat di dunia?a�?
murid-muridnya menjawab
a�?Bajaa�?
a�?Besia�?
a�?Gajaha�?
Imam Ghazali : a�?Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANGA� AMANAH”.

Pertanyaan Kelima:
Imam Ghazali : a�?Apa yang paling ringan di dunia ini?a�?
murid-muridnya ada yang menjawab
a�?Kapasa�?
a�?Angina�?
a�?Debua�?
a�?Daun-dauna�?
Imam Ghazali : a�?Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat a�?
padahal Rasulullah menegaskan dalam sabda beliau :

a�?(Perbedaan) antara hamba dan kemusyrikan itu adalah meninggalkan sholat.a�? (HR Muslim dalam kitab Shohihnya nomor 82 dari hadits Jabir).

Pertanyaan Keenam:
Imam Ghazali : a�?Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? a�?
Murid- Murid dengan serentak menjawab : a�?Pedanga�?
Imam Ghazali : a�?Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. a�?
(Tim Menyansoft. 2017. http://www.sarkub.com/6-pertanyaan-imam-al-ghozali-terhadap-muridnya/, )

Anggi Sepriyadi, S.HI juga menyampaikan Kisah Luqmanul Hakim & Anaknya :

Dalam Surah Al Luqman diceritakan kisah Luqmanul Hakim dengan anaknya, pada suatu hari Luqman Hakim dan anaknya memasuki sebuah pasar dengan mengendarai seekor keledai dimana anaknya mengikuti ayahnya dari belakang.

Melihat hal itu, orang-orang pun berkata, a�?Lihat orang tua itu, dia tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kakia�?.

Setelah mendengarkan kata-kata orang ramai itu, maka Luqman pun turun dari keledainya, lalu menyuruh anaknya agar naik ke atas punggung keledai. Melihat hal demikian orang-orang ramai pun berkata, a�?Lihat anak itu, orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya mengendarai keledai itu dengan enaknya, sungguh kurang adab anak itu.a�?

Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas keledai duduk bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, a�?Lihat itu kedua orang itu, menaiki seekor keledai bersama-sama. Tindakan itu sungguh menyiksa keledai, sungguh tidak menyayangi tunggangannya.a�?

Karena mendengar percakapan orang-orang tersebut, maka Luqman dan anaknya turun dari punggung keledai, berjalan kaki sambil menuntun keledainya. Kkemudian terdengar lagi suara orang-orang ramai berkata, a�?Alangkah bodohnya kedua ayah dan anak itu, berjalan kaki sambil menuntun keledainya, sungguh hal yang bodoh tidak menggunakan keledai sebagai kendaraana�?.

Setelah sampai pulang ke rumah, Luqman Hakim segera menasehati anaknya tentang sikap manusia dan telaah mereka.

a�?Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadakah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah O?U?O?U�O�UZO�U�UZU�U? U?UZ O?UZO?UZO�U�UZU� saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi sebenar-benarnya pertimbangana�?.
(Awaladilnuraeni. 2017. https://awaluddinadil82.wordpress.com/2013/03/10/hikmah-dibalik-kisah-luqmanul-hakim-anaknya/, )

Semoga kita semua dapat mengambil ibroh/pelajaran berharga dariA� kisah inspiratif yang disampaikan oleh Ustad Anggi Sepriyadi, S.HI tersebut. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin. Wallohu aa��lam bisshowab.